Sunday, January 23, 2011

Dajjal

“Tiadalah Allah mengutus seorang nabipun kecuali pasti para nabi itu telah mengingatkan umat-nya akan orang yang buta sebelah lagi pendusta, ingatlah sesungguhnya Dajjal itu buta sebelah dan sesungguhnya Rabb kalian tidaklah buta sebelah” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).

Dari Ibnu Umar -Radhiallahu’anhuma- berkata: “Suatu hari Rasulullah -Shalallahu’alahi wa Sallam- mengingatkan tentang Dajjal di tengah kumpulan para shahabat. Beliau bersabda:

“Allah -Azza wa Jalla- tidak buta sebelah, ketahuilah sesungguhnya Al-Maasih Dajjal itu buta matanya sebe­lah kanan.”

Beliau juga bersabda:

“Tadi malam diperlihatkan kepadaku dalam mimpi di dekat ka’bah, aku melihat seseorang yang buta mata kanannya, mirip seperti orang yang pernah aku lihat yaitu Ibnu Qathn, lalu aku bertanya: “Siapakah ini ?” Orang itu menjawab: “Al-Maasih Dajjal.” (HR. Muslim).

Imam An-Nawawi -Rahimahullah- berkata:”Hadits-hadits tentang Dajjal yang disebutkan oleh Imam Muslim dan yang lainnya merupakan hujjah (alasan yang kuat) bagi pendukung kebenaran, hujjah tentang keberadaan Dajjal dan bahwa Dajjal adalah manusia. Allah menguji para hamba-Nya melalui orang ini. Dia diberi kemampuan untuk melakukan beberapa hal dari kekuasaan Allah seperti menghidupkan orang yang telah dia bunuh, dan menampakkan kesuburan bumi. Semua ini terjadi atas takdir Allah dan kehendak-Nya. Kemudian setelah itu, Allah menghilangkan kemampuannya itu. Inilah pendapat ahlus sunnah, semua ahli hadits, ahli fikih, dan para peneliti hadits, berbeda dengan pendapat orang yang mengingkarinya.”

Syaikh Al-Albani -Rahimahullaah- mengomentari sabda Rasulullah -Shalallahu’alahi wa Sallam-: “Orang yang paling mirip de­ngan Dajjal adalah Abdul Uzza bin Qathn”; “Hadits ini secara gamblang menyebutkan bahwa Dajjal yang paling besar (fitnahnya) itu berasal dari jenis manusia, dia memiiiki sifat manusia. Apalagi Rasulullah -Shalallahu’alahi wa Sallam- telah menyerupakan Dajjal de­ngan Abdul Uzza. Maka hadits ini menjadi bukti dari sekian banyak dalil yang menunjukkan rusaknya tafsiran sebagian orang yang mengatakan bahwa Dajjal bukan manusia. Seperti yang mengatakan bahwa Dajjal adalah simbol bagi kebudayaan Eropa, gemerlapnya dan fitnah­nya. Jadi, Dajjal itu barasal dari jenis manusia, dan fitnahnya lebih besar dari kebudayaan Eropa, sebagaimana dijelaskan oleh banyak hadits.”

Para Nabi Memperingatkan Umat Mereka dari Fitnah Dajjal

Dari Anas bin Malik -Radhiallahu’anhu- berkata, Rasulullah -Shalallahu’alahi wa Sallam- bersabda:

“Tiadalah Allah mengutus seorang nabipun kecuali pasti para nabi itu telah mengingatkan umat-nya akan orang yang buta sebelah lagi pendusta, ingatlah sesungguhnya Dajjal itu buta sebelah dan sesungguhnya Rabb kalian tidaklah buta sebelah” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).

As-Safariini mengatakan: “Tahukah kamu, apakah Dajjal itu? Dajjal adalah sumber kekufuran dan kesesatan, sumber fitnah dan kegoncangan. Para nabi sudah mengingatkan kaum dan umat mereka akan bahaya Dajjal, mereka telah menyebutkan identitasnya dengan terang, dan menjelaskan sifat-sifatnya dengan gamblang. Dan Nabi pilihan: Muhammad -Shalallahu’alahi wa Sallam- telah memberi peringatan akan bahaya Dajjal dan men­jelaskan sifatnya kepada umatnya dengan sifat-sifat yang bisa diketahui oleh orang yang bisa melihat.” (Lawami’ul Anhaar Al-Bahiyah II/86)

Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin -Rahimahullaah- mengatakan: “Fitnah yang paling besar di muka bumi sejak Allah ciptakan Adam adalah fitnah Dajjal. Oleh Karena itu, tidak ada seorang nabipun sejak nabi Nuh sampai Muhammad -Shalallahu’alahi wa Sallam- kecuali mereka sudah memperingatkan kaum-nya akan bahaya Dajjal, sebagai peringatan darinya.” (Al-Majmu’ Ats-Tsamiin II/175)

Di antara kiat yang diajarkan Rasulullah -Shalallahu’alahi wa Sallam- kepada umatnya agar terhindar dari fitnah Dajjal yang begitu dahsyat adalah memohon perlindungan kepada Allah -Subhanahu wa Ta’ala- ketika Shalat, pada saat tasyahud akhir, sebelum salam dengan doa:
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ، وَمِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ، وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ، وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ الْمَسِيْحِ الدَّجَّالِ

“Ya Allah, Sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari siksaan kubur, siksa neraka Jahanam, fitnah kehidupan dan setelah mati, serta dari kejahatan fitnah Al-Maasih Dajjal.” (HR.Muslim)

Hanya kepada Allah -Subhanahu wa Ta’ala- kita memohon agar Dia memelihara dari semua fitnah (cobaan), baik yang nampak dan maupun yang tersembunyi.

No comments:

Post a Comment